abowt me

Foto saya
jogja, indonesia
jus' wanna be a peacemaker

Minggu, 05 Oktober 2008

COKLAT PERANCIS
Ditulis pada 3 Maret 2008 oleh tuansufi


Masih bicara soal makanan, sabtu siang aku berkesempatan masuk ke toko coklat di Le Creusot. Namanya BUCHETTES DU MORVAN, toko ini menyebut dirinya Patissier Maitre Artisan Chocolatier, yaitu toko kue spesialisasi coklat. Di etalasenya dipajang coklat-coklat berukuran besar yang dicetak dengan berbagai bentuk. Ada bentuk kelinci, ayam, telur ayam, dan berbagai macam bentuk lainnya. Menarik, soalnya warnanya pun tidak hanya coklat, tapi juga merah, putih, oranye, bahkan ada juga yang hijau. Jadi, toko coklat ini pun jadi mirip toko patung atau toko keramik yang ada di wilayah negeri tercinta.

Begitu masuk ke dalamnya, aku disuguhi berbagai macam bentuk coklat dalam ukuran kecil. Sangat lucu-lucu dan dijual per kilogram, walau sebetulnya beli di bawah 1 kg pun tidak masalah. Jika tertarik, kita bisa memilih berbagai macam bentuk yang ada, asal masih jenis coklat yang sama. Sebagai gambaran, per kg-nya dijual dengan harga mulai 50 euro. wuihh… mahal juga ya, itu berarti 700ribu perak (dengan kurs RP 14.000,-). Lalu di sisi lainnya, dijual juga berbagai jenis kue yang ditaruh dalam mangkok kecil2 yang beraneka warna, kisaran harganya 0.8 euro per buah (10ribuan perak).

Ternyata, coklat yang dijual di perancis sini ada 3 jenis, yaitu chocolat blanc (coklat putih), chocolat noir (coklat hitam) dan chocolat au lait (coklat susu). Nah, coklat yang rasanya pahit banget ya coklat hitam. dan rupanya coklat hitam ini biasanya disukai oleh bapak-bapak orang perancis. Kita bisa menemui di beberapa cafe, kalau kita memesan kopi akan disuguhi sekotak kecil coklat untuk dicampurkan ke kopi. Bagi aku sendiri sih, lebih menyukai coklat putih, rasa manisnya itu mmm.. pokoknya susah dinyatakan dalam kata-kata.

Bagi penyuka coklat, mungkin salah satu yang membuat menarik pada awalnya adalah bentuknya yang bermacam-macam itu tadi. Semakin kreatif si pembuat coklat, semakin banyak orang yang tertarik untuk memilihnya, dan soal tampilan warna-warni itu adalah pewarna khusus coklat, yang menambah estetika bentuk cetakan coklat. Konon, coklat biasanya dibentuk dengan cara dicairkan dulu, lalu dimasukkan ke dalam cetakan setelah dicampur2 dengan warna-warna tertentu, lalu dibiarkan sampai mengering kembali.

Lalu bagaimana jika kita mau membelinya di sini lalu membawanya ke indonesia? Menurut kawanku Julia, jika di pack di pesawat tidak ada masalah, namun begitu turun dan keluar dari bandara Soekarno Hatta, kita harus memperkirakan waktu tercepat untuk segera dimasukkan ke lemari pendingin. Sebab, coklat akan mudah mencair. kalau pun terpaksa dibawa hrs ditaruh dekat-dekat AC mobil.

Nah, itulah sedikit tentang percoklatan. Bahkan di perancis sini, apresiasi terhadap coklat sedemikian tingginya, sehingga kalau ditanya kepada penjual coklat adakah discount atau bonus untuk setiap pembelian coklat, jawabannya pasti maaf, tidak ada discount. Jadi bagi para penyuka coklat harus ekstra berjuang (terutama yang beasiswanya pas-pasan) kalau mau makan coklat.

Tidak ada komentar: